Popular Posts

Friday, 14 November 2014

SUCCESS STORY



Inspiratif tentang seorang yang hanya Tamat SD bisa membangun sekolah
 
Sebuah kisah inspiratif tentang seorang lulusan SD bernama Saiful H.Jamaludin biasa disapa Saiful, Lahir pada Tanggal 31 Desember 1968 yang berasal dari desa Toke tepatnya di Wera Kabupaten Bima. Pada awalnya dia seorang anak yang menjual es lilin dan juga Roti milik Bosnya bernama Pak Usman yang ada di wilayah Dara ,pada jaman dulu disebut Eska, jual es dengan termos. Namun setelah menjual es lilin sekian lama,saiful sambil belajar bikin krupuk yang dimiliki oleh Pak Usman yang juga ada di wilayah Dara Kota Bima dan setelah bisa membuat krupuk, dia langsung di suruh oleh bosnya pak Usman menjual krupuk yang di Daerah Sape Kabupaten Bima. 
Namanya juga terlahir dari keluar yang kurang mampu, kata Saiful sambil tersenyum, dan perjalan hidup dulu yang serba susah ia berani hidup mandiri dan jauh dari kedua orang tuanya. dalam proses hidup yang panjang di lauinya saiful ingin mencoba belajar membuat genteng di salah satu tempat pembuatan genteng di daerah Sape, dan ketika itu pemilik pengolahan genteng sangat terharu dan menghargai kedatangan seorang anak yang hanya tamat SD ini yang ingin belajar di tempatnya, dan pada akhirnya saiful menjadi salah satu karyawan di tempat pengolahan genteng hingga dia tumbuh besar dan dewasa saat itu. Setalah sekian lama sekali puluhan tahun menggeluti nasibnya sebagai karyawan pembuat genteng, dia meminta izin kepada bosnya dan memutuskan untuk kel uar dari tempat pengolahan genteng. Ia mulai menekuni usaha pembuatan genteng sendiri. Beberapa kali mencoba membuka usaha sempat mengalami kegagalan namun karena ketekunannya ia bisa lebih sukses dari bosnya tempat ia bekerja dahulu.

Bagaimana kisahnya? Berikut akan saya paparkan seorang wirausaha yang pernah menjadi  juara satu pemuda pelopor Se NTB pada tahun 2004 dan Menjadi Ketua NW Kota bima saat ini, yang dulunya berawal dari menjual Es Lilin.

Pada tahu 1985, di sebuah Desa terpencil di wilayah Sape tepatnya di Desa Sape Rai Oi seorang buruh bernama Saiful H Jamaludin  adalah karyawan teladan di pabrik pengolahan genteng milik bosnya bernama H.Suyatno. Pabrik ini sudah berjalan sejak lama dan memiliki banyak sekali pelanggan. Saiful adalah sosok pekerja yang ulet dan tekun. Kemahirannya adalah keahliannya dalam membuat genteng yang sangat bagus sehingga ia juga sangat sering diberi bonus oleh bosnya. Ia mendapat gaji Rp.15.000/bulan.

Pada suatu hari Saiful merenung dan memikirkan masa depan. Ia berpikir bahwa kenapa orang lain bisa sukses kenapa saya tidak bisa lebih sukses dari mereka. Masa depannya tidak akan berkembang banyak jika ia terus-terusan menjadi seorang karyawan. Ia pun meminta izin kepada bosnya untuk berhenti bekerja dan ingin membuka usaha sendiri. Pada awalnya pak H.Suyatno keberatan mengingat Saiful adalah sosok karyawan teladan yang tak tergantikan. Namun karena tekad Beliau untuk membuka usaha demi masa depan yang lebih baik, bosnya mengijinkan Saiful.

Dan pada saat itu dia datang di Bima. Saiful membuka usaha Pabrik Genteng di Sonco Lele Mata Kando dan berani mengajak 4 orang untuk menjadi karyawannya ketika itu keuntungannya sangat besar mengingat pada jaman itu pabrik genteng yang Ia bangun adalah satu-satunya dan yang pertama ada diwilayah Bima. Dia pun mendapat prospek yang bagus pada jaman itu. Tetap bekerja keras dan berusaha agar usahanya selalu berkembang dan hasilnya Ia semakin berani untuk menambah dua lagi usaha pabrik pengolahan genteng yang juga ada di wilayah Bima dan terbukti dia membeli Lahan untuk membangun usahanya. Ketika itu banyak orang yang mencari genteng dan keteteran menghadapi banyaknya pesanan genteng di Bima, tidak hanya di seputaran daerah Bima saja Genteng yang Ia jual berhasil tembus di Luar Bima seperti Dompu, Sumbawa, dan juga pernah ada yang memesan gentengnya dari Flores.
Akhirnya ketika jaman itu Saiful pun berhasil berbisnis genteng dan memiliki beberapa orang karyawan dan pabrik yang cukup besar melebihi apa yang dimiliki bosnya dahulu. Dan seiiring berjalannya waktu disaat bisnis genteng yang dirintisnya semakin berkembang Saiful berpikir agar penghasilannya bisa terjaga dan terurus, oleh sebab itu dia memutuskan untuk mencari pendamping hidup, pada saat dia memutuskan untuk menikah dengan Siti Maryam wanita dulu dia kenal dan sekarang sudah memiliki 3 orang anak.
“Ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan” Itulah yang terjadi pada diri Saiful dan usaha Genteng yang dirintisnya. Seiring tambah banyaknya Orang yang mengikut jejak dari Saiful untuk tahun ke tahun dan jaman pun semakin pesat majunya, dimana ada juga pabrik dan perusahaan yang membuat genteng yang lebih bagus seperti Multiroof  yang lebih modis dan praktis daripada genteng yang Saiful buat.Dan sekarang dua Pabrik Gentenya sudah tidak tidak aktif lagi, namun dia punya alasan kenapa pabrik gentengnya tidak Ia tutup semua, Karna Pabrik genteng yang pertama kali dia bangun adalah memiliki nilai sejarah sendiri buat saiful, karna Pabrik yang dia bangun adalah adalah jejak dari perjalanan hingga sampai saat ini.
Tapi Saiful tidak patah semangat, ia terus belajar dari kegagalan yang menimpanya bagaimana untuk terus bekerja dan menafkahi keluarganya, kemudian Ia mencoba terjun di dunia Pertanian, disitu banyak sekali keuntungan yang Ia dapat dari bisnis Pertanian dan juga peternakan seperti menjual Bibit padi, penangkar benih dan sebagainya, alhasil setelah lama menggeluti di dunia pertanian dan peternakan Siful pernah mendapat juara 2 dari kategori kelompok tani dan ternak terbaik se NTB yang di adakan di Sumbawa pada tahun 2011.




Seiring waktu berjalan, naluri usahanya semakin menjadi, Saiful mulai tertarik dengan bisnis pembuatan Air isi ulang yang modal dari usaha Gentengnya dulu, pada saat itu Wilayah jati baru masih terbilang sepi untuk usaha Air isi ulang, dan juga kata Saiful Masyarakat khususnya yang ada di Jatibaru tingkat kesadaran konsumsi Air bersih sangat kurang, awalnya dulu dia berniat Air bersih yang dia bangun hanya untuk di konsumsi sendiri dan keluarganya, akan tetapi dia berpikir bahwa kebutuhan air bersih bukan hanya kebutuhan pribadi seorang tapi Air bersih adalah kebutuhan  yang harus di konsumsi semua orang, dan kemudian Saiful mengembangkan Air bersihnya menjadi usaha Air isi ulang, tapi bisnis Air isi ulang yang dia bangun bukanlah sekedar Usaha atupun bisnis semata, tapi semata-mata ingin masyarakat di Jatibaru khususnya dapat mengkonsumsi air bersih setiap hari, Saiful tidak mau mengambil banyak keuntungan dari situ, Ia hanya menjual Air isi ulangnya seharga Rp.3000 per Galon dan untuk tahun ddepan rencananya dia ingin mempertahankan dengan harga segitu saja, papar Saiful.
Bagi ayah tiga orang anak ini, naluri usaha dan kepedulian terhadap lingkungan semakin menjadi, Dijati baru tempat dia tinggal sekarang dia melihat dan prihatin bahwa dunia pendidikan di wilayahnya sangat kurang dulunya tidak ada banyak tempat anak-anak disana untuk bersekolah, dan kembali lagi ke prinsip Saiful dalam hatinya dia berkata “kenapa saya tidak bisa membangun sebuah sekolah, kenapa orang lain bisa?”  dan pada akhirnya dia memutuskan untuk membangun BKBN TK/PAUD di rumahnya sendiri, karna kebeteulan tempat Ia tinggal cukup luas, jadi dia menambah bangunan untuk sekolah, memang sekarang hanya 2 ruangan saja akan tetapi dia optimis kedepannya dia ingin membangun sekolah itu lebih besar lagi dan menambah banyak ruangan untuk anak-anak belajar.keterkaitan dengan modal, kata Saiful modal yang dia dapat bukan dari kerjasama antara pemerintah, tapi semata-mata modalnya sendiri, ungkap Saiful yang pernah menjadi Juara satu sebagai Pemuda Pelopor pada tahun 2004 ini. 

Untuk Harapannya yang berkaitan dengan sekolah yang dia bangun, pemerintah dapat membantu dan memperhatikan karena dia ingin PKBN yang dia bangun mendapat fasilitas belajar dan mengajar sepadan dengan dengan sekolah-sekolah yang unggul lainnya. Saya tidak ingin nasib saya dulu diikuti oleh anak saya dan anak-anak yang lain, “Memang saya hanya seorang Tamat SD tapi saya sangat peduli dengan pendidikan”.

No comments:

Post a Comment